Hi, hello!
Kali ini aku mau berbagi pengalamanku menggunakan pembersih wajah dari Sensatia Botanicals. Pembersih ini adalah produk pertama dari Sensatia Botanicals yang kucoba di tahun 2018.
Perjalananku sampai ke pembersih ini dimulai dari aku yang ingin mencari pembersih wajah yang minim busa. Walaupun tipe kulitku normal-berminyak, tapi kulitku kulitku terasa sangat kesat kalau dibersihkan dengan pembersih yang banyak busanya.
Nah, kenalan dulu yuk dengan Sensatia Botanicals Green Tea & Tamarind Facial Cleanser!
Klaim
Dilansir dari situs resmi Sensatia Botanicals, pembersih yang direkomendasikan untuk tipe kulit kombinasi ini mengklaim fungsi dan manfaat bahan-bahan utamanya sebagai berikut:
“Membersihkan dan memanjakan, Green Tea & Tamarind Facial Cleanser diformulasi dengan campuran unik dari tumbuhan yang kaya akan vitamin dan antioksidan. Berbahan dasar yang menenangkan dari sari lidah buaya, pembersih ini juga mengandung ekstrak belimbing, teh hijau dan tamarind untuk membantu menarik kotoran dan menjaga kulit agar tetap cerah dan sehat,”

Sensatia Botanicals juga menjelaskan manfaat lain dari sari lidah buaya, belimbing, teh hijau, dan tamarind. Sari lidah buaya dikenal dapat membantu mempercepat proses regenerasi kulit. Belimbing mengandung vitamin C, yang meningkatkan produksi sel kulit yang sehat. Teh hijau dan tamarind kaya akan antioksidan yang dapat melindungi kulit dari radikal bebas.

Bagusnya lagi, seluruh produk Sensatia Botanicals juga mengklaim 10 hal yang ngga cuma baik bagi kita tapi juga bagi lingkungan:
- Bebas paraben (Paraben free)
- Bebas phthalat (Phthalate free)
- Bebas minyak sawit (Palm oil free)
- Bebas sulfat (Sulfate free)
- Bebas silikon (Silicone free)
- Tidak diuji pada hewan (No animal testing)
- Aman bagi ibu hamil (Pregnancy safe)
- Aman bagi ibu menyusui (Breastfeed safe)
- Ramah bagi vegetarian dan vegan (Vegetarian vegan)
- Aman bagi terumbu karang (Reef safe)
Bahan
Water (Aqua), Decyl Glucoside, Aloe Barbadensis (Aloe) Leaf Juice, Vegetable Glycerin, Sodium Citrate, Xanthomonas Campestris (Xanthan) Gum, Citric Acid, Simmondsia Chinensis (Jojoba) Seed Oil, Illite (Green Clay), Tocopherol (Vitamin E), Benzyl Alcohol & Benzoic Acid & Dehydroacetic Acid, Lavandula Angustifolia (Lavender) Oil, Citrus Aurantifolia (Lime) Oil, Camellia Sinensis (Green Tea) Leaf Extract, *Limonene, Tamarindus Indica (Tamarind) Extract, Averrhoa Carambola (Star Fruit) Extract, *Linalool, Zingiber Officinale (Ginger) Oil.
*Bahan ini ada secara alami dalam minyak esensial
Senang banget deh lihat komposisi bahannya! 🙂
Kita bahas sekilas yuk beberapa fungsi bahan-bahannya:
- Decyl glucoside: Berfungsi sebagai surfaktan.
Decyl glucoside merupakan salah satu alternatif surfaktan yang ramah bagi kulit. Decyl glucoside terbuat dari glukosa yang direaksikan dengan dekanol. Glukosa yang digunakan bersumber dari pati jagung, sedangkan dekanolnya bersumber dari minyak kelapa (Chung, dkk., 2016). - Vegetable glycerin (gliserin nabati): Berfungsi sebagai emolien
- Xanthan gum: Berfungsi sebagai emulsifier/pengental
- Sodium citrate dan citric acid (asam sitrat): Berfungsi sebagai penyeimbang pH (pH adjuster)
- Benzyl alcohol, benzoic acid (asam benzoat), dehydroacetic acid (asam dehidroasetat): Berfungsi sebagai preservatif/pengawet
- Illite (Green clay): Berfungsi untuk membersihkan pori-pori.
Seluruh bahan-bahan yang digunakan dalam produk ini memiliki rentang EWG 1-3 yang masuk dalam kategori low hazard alias bahaya rendah. Sayangnya, bagi kalian pemiliki kulit dengan pori-pori besar dan rentan berkomedo harus sedikit cermat dengan bahan-bahan lainnya. Apa saja ya?
Bahan-Bahan yang Harus Diperhatikan
Pembersih ini memiliki wangi yang alami dan ngga terlalu menyengat. Nah, wangi ini berasal dari minyak-minyak esensial seperti minyak lavender, minyak jeruk nipis (lime), dan minyak jahe. Selain sebagai pewangi, fungsi minyak esensial lavender dan jahe memiliki kemampuan anti inflamasi.
Terlepas dari fungsi minyak esensial ini, sebisa mungkin harus pakai toner yang membersihkan dan mencegah pori-pori tersumbat. Kenapa? Karena minyak esensial ini rawan menyumbat pori-pori dan berpotensi menyebabkan komedo (komedogenik).
Pembersih ini meng-counter kemungkinan potensi komedogeniknya dengan menyertakan bahan illite (green clay) yang bantu membersihkan pori-pori. Memang, tidak perlu khawatir ya tapi aku rasa bagi yang berpori-pori besar sebaiknya tetap menggunakan toner yang bantu membersihkan pori-pori juga.
Informasi Tambahan
Kemasan
Kemasannya terbuat dari plastik keras yang ngga ringkih. Tutup botolnya flip dengan lubang yang cukup besar untuk mengeluarkan isi produk. Ngga perlu khawatir kalau isinya bakal terlalu banyak keluar karena tekstur pembersih ini cukup kental.
Tekstur Produk
Tekstur pembersih ini bisa dibilang seperti cairan yang agak kental. Sayangnya, isinya agak susah dikeluarkan apalagi botolnya agak keras untuk diremas kalau isi produk masih penuh.
Biasanya, aku keluarkan isinya dengan cara seperti menuang sambal botolan. Memang sih cara ini ngga terlalu membantu untuk mengatur seberapa banyak produk yang ingin dikeluarkan. Setidaknya, isi produk yang keluar ngga pernah sampai kebanyakan.
Period After Opening
Pembersih ini memiliki masa pakai selama 6 bulan setelah dibuka.
Produk yang Dipakai Sebelumnya
Sebelumnya, aku pakai pembersih Good Virtues Co. Glowing & Goodness Brightening Facial Cleanser.
Cara Penggunaan
Aku menerapkan double cleansing dengan menggunakan micellar water sebagai tahap pertama membersihkan muka. Setelahnya, baru pembersih ini kugunakan sebagai tahap kedua.
Sejauh ini, rutinitas membersihkan muka seperti ini cocok dengan keseharianku. Riasan sehari-hariku seperti ini: sunscreen/CC Cream (yang sudah ada SPF), bedak tabur, pensil alis, lip cream atau lip tint. Jadi, aku rasa cukup dengan micellar water dan pembersih ini.
Lama Penggunaan
Aku menggunakan pembersih ini sejak akhir bulan Desember 2018. Pembersih ini sendiri habis di pertengahan Juli 2019. Memang, masa pakainya melebihi period after opening (PAO) yang hanya 6 bulan tapi aku ngga menemukan ada perubahan warna atau pun aroma (misalnya mungkin jadi lebih tengik, asam, atau menyengat).
Selain itu, kulitku juga ngga mengalami reaksi yang aneh-aneh walaupun aku menggunakan pembersih ini lewat dari PAO. Mungkin hal ini karena waktu ketika produk ini kuhabiskan masih belum terlalu jauh dari masa PAO.
Walaupun begitu, aku sendiri ngga akan nekat untuk memakai produk yang masa PAO-nya sudah lewat lebih dari sebulan apalagi yang sudah menunjukkan perubahan aroma dan warna pada produknya.
Efek Setelah Penggunaan
Setiap menggunakan pembersih ini, aku ngga merasa kulitku jadi lebih kering apalagi ada kesan seperti ditarik. Pembersih ini tetap menghasilkan busa walaupun ngga sebanyak pembersih lainnya yang menggunakan sodium laureth sulfate (SLES) atau sodium lauryl sulfate (SLS) sebagai surfaktan.
Selama menggunakan pembersih ini, aku ngga mengalami reaksi-reaksi tertentu seperti kulit gatal dan memerah. Selain itu, pembersih ini aman dipakai saat kulitku sedang ada jerawat apalagi pas saat meradang. Biasanya, kulitku bakal muncul jerawat karena terlalu kecapekan dan ngga jaga pola makan.
Sayangnya, ada saat tertentu aku ngerasa kulitku terasa jadi sedikit tertarik walaupun ngga sampai mengganggu banget. Efek ini aku rasakan hanya di pagi hari dan saat area kulit yang biasanya berminyak jadi ngga terlalu berminyak.
Walaupun begitu, kulitku merasa cocok dengan pembersih minim busa dari Sensatia Botanicals ini. Sebagai bocoran, aku sudah repurchase lagi pembersih ini tapi varian lain. Aku mau mencoba varian yang bisa digunakan untuk segala jenis tipe kulit.
Di sisi lain, sama seperti The Body Shop, aku suka dengan kebijakan Sensatia Botanicals yang mengajak pengguna untuk mengembalikan bekas kemasan. Aku berharap semakin banyak perusahaan kosmetika (make-up dan skin care) yang mau mengajak penggunanya untuk mengembalikan bekas kemasan. 🙂
Kesimpulan
Apakah sesuai dengan klaim atau manfaat yang dijanjikan?
Pembersih ini mengklaim dua manfaatnya yaitu untuk membersihkan dan memanjakan kulit.
Kalau memanjakan di sini bisa diartikan sebagai pengalaman selama membersihkan muka dengan pembersih ini, nah aku cukup puas dengan performa pembersih minim busa ini. Kulitku yang normal-berminyak ini pun juga cocok dengan pembersih ini. Ngga ada reaksi aneh-aneh seperti kulit jadi super kering, memerah, apalagi gatal.
Kemampuan membersihkannya juga baik. Sebagai pembersih yang kugunakan di tahap kedua, pembersih ini melakukan tugasnya dengan baik untuk membersihkan sisa-sisa pembersihan di tahap pertama dengan micellar water.
Apakah produk ini menimbulkan reaksi tertentu?
Tidak.
Apa yang mesti diperhatikan saat menggunakan produk ini?
Tidak ada.
Bakal beli lagi apa engga?
Ya. Saat ini, aku menggunakan pembersih dari Sensatia Botanicals lagi walaupun kali ini variannya berbeda.
Beli Dimana dan Harganya Berapa?
Aku beli ini di konter Sensatia Botanicals di Lotte Avenue. Selain beli secara offline, seluruh produk Sensatia Botanicals bisa juga dibeli lewat situsnya, Sensatia.com, atau di beberapa marketplace yang menyediakan produk Sensatia Botanicals seperti di Sephora, Sociolla, dan Shopee (akun Shopee resminya Sensatia Botanicals).
Pembersih dengan volum 220 ml ini dibandrol seharga Rp 130.000,00. Di situs Sensatia.com, mereka menawarkan paket seharga Rp 260.000,00 2 botol gratis 1 botol ukuran 50 ml, yang cocok untuk dibawa saat bepergian.
Sekian ulasan kali ini, semoga membantu kamu yang tertarik mencoba pembersih ini atau sedang mencari alternatif pembersih yang ramah untuk kulit kombinasi (apalagi untuk ibu hamil hehe).
See you on the next post!
[…] Ya, kalian yang doyan masakan ngga salah baca kok, ini lada yang biasa digunakan dalam kuliner Jepang dan juga Korea. Sama seperti ekstrak bunga halmikkot dan lichen, ekstrak lada ini punya aktivitas antimikrobial yang artinya bahan tersebut mampu menekan hingga mengeliminasi pertumbuhan mikroba pada suatu objek. Kombinasi ketiga bahan tersebut dikenal sebagai pengawet/preservatif alami, bernama EURO-Napre (sumber). […]